PSSI Masih Senang Cara Instan

Sabtu, 16 Juli 2011

PSSI punya ketua umum dan pengurus yang baru. Tapi masih saja ada keputusannya yang serba instan, tak jauh berbeda dengan pengurus-pengurus PSSI yang lalu.

Keputusan PSSI di bawah kepengurusan Djohar Arifin Husin dengan memecat Alfred Riedl sangat disayangkan. Alasan PSSI mengganti Riedl karena tidak ditemukan surat kontrak dengan institusi. Kabarnya Riedl meneken perjanjian dengan Nirwan Bakrie, wakil ketua umum PSSI di era Nurdin Halid

Jika memang kontrak kerja Riedl tidak dengan PSSI, mengapa PSSI tidak berkomunikasi dengan pelatih asal Austria itu terlebih dahulu lalu membuat kontrak baru? PSSI dan Riedl bisa membuat surat kontrak baru berdasarkan surat kerja yang dipegang mantan pelatih timnas Vietnam tersebut. Atau menjalin komunikasi dengan pengurus yang lama untuk mencari dokumen surat kontrak Riedl.

Memecat Riedl lalu menggantinya dengan Wim Rijsbergen saat kita sedang mempersiapkan diri menghadapi Pra-Piala Dunia 2014 menghadapi Turkmenistan tentu sebuah cara yang instan.

Instan karena PSSI hanya ingin cepat-cepat meraih hasil. Instan karena PSSI tidak mempertimbangkan prestasi Riedl saat melatih timnas di Piala AFF 2010. Instan karena PSSI tidak memerhatikan etika profesionalisme dan kondisi mental pemain timnas.

Program latihan yang sudah disusun Riedl pasti akan berantakan. Pemain yang dipanggil pelatnas, sebagian besar adalah pemain yang pernah dilatih Riedl, pasti harus berdaptasi lagi dengan pelatih baru.

Padahal timnas akan bertandang ke Turkmenistan pada 23 Juli dan main di tanah air pada 28 Juli 2011. Persiapan mepet, Rijsbergen tentu tak bisa berbuat banyak meski ia punya catatan kepelatihan yang oke.

Kita berharap PSSI di bawah komando Djohar Arifin Husin tidak membuat keputusan-keputusan yang tak jauh berbeda dengan pengurus lama.

0 comments:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © SPORT