Atlet Top Cina Jadi Pengemis

Rabu, 20 Juli 2011

Seorang atlet kenamaan Cina terpaksa menjadi pengemis di jalan-jalan Beijing setelah cedera membuatnya tak bisa berlomba. Zhang Shangwu, demikian nama atlet tersebut, merebut dua medali emas di cabang senam Universiade, olimpiade untuk mahasiswa, pada 2001. Setahun kemudian ia mengalami cedera serius yang mengakhiri kariernya sebagai atlet senam.
Rendahnya kualifikasi pendidikan membuatnya hanya bisa menjadi pelayan restoran. Ia sempat bekerja di panti jompo namun cedera menghalanginya melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Tuntutan kebutuhan hidup memaksanya mencuri dan ia sempat mendekam di penjara selama lima tahun sebelum bebas April lalu. Sejak itu ia mengemis di jalan-jalan di Beijing.
Peruntungan Zhang berubah pekan lalu ketika seorang penggemar mengenalinya ketika ia memamerkan kebolehan melakukan gerakan senam. Sejak itu, kisah Zhang dimuat di berbagai media di Cina. Banyak pihak menawarinya pekerjaan, termasuk dari salah satu pengusaha terkaya di Cina.
"Di Cina banyak atlet yang bernasib seperti saya. Saya beruntung karena saya ditemukan anggota masyarakat dan cerita saya dimuat di media," kata Zhang kepada kantor berita AFP di Beijing, Senin (18/7), seperti dilansir BBC Indonesia.
"Ada banyak atlet yang bernasib mengenaskan setelah pensiun. Pendidikan mereka rendah dan mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak," tutur Zhang yang kini berusia 27 tahun. "Pemerintah tidak membantu atlet-atlet yang memasuki masa pensiun. Saya ingin kisah saya ini membuka mata masyarakat bahwa para atlet tersebut memerlukan bantuan," kata Zhang.
Ia bukan atlet top pertama yang mengalami kesulitan hidup. Cai Li, peraih medali emas angkat besi Asian Games 1990 terpaksa menjadi satpam setelah tak lagi berlomba. Ia meninggal pada 2003 diduga akibat latihan berat yang harus ia ikuti ketika menjadi atlet dulu.
Zou Chunlan, juara nasional angkat besi, menjadi penjaga WC umum sebelum satu LSM membantunya membuka usaha pencucian pakaian.
Zhang Shangwu sendiri saat ini belum memikirkan pekerjaan karena masih sibuk melayani wawancara berbagai media. Yang pasti, ia ingin membantu rekan-rekannya sesama atlet yang bernasib mengenaskan setelah tidak bisa turun ke lapangan.

Alfred Riedl Tagih Pembayaran Kontrak ke Kantor PSSI

Mantan Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, beserta asistennya saat melatih timnas, Wolfgang Pikal, hari ini mendatangi kantor PSSI untuk mempertanyakan kembali nasib pelunasan pembayaran kontrak mereka.
Meski tiba di kantor PSSI, namun Alfred Riedl ternyata enggan untuk turun dari mobil, dan hanya menitipkan berkas kontraknya lewat Wolfgang Pikal untuk kemudian diserahkan ke PSSI. Selain menyerahkan surat kontrak, kedatangan mereka ke kantor PSSI juga untuk mempertanyakan surat pemecatan mereka.
"Saya datang kesini memberikan surat ke PSSI untuk sekedar informasi kepada mereka bahwa sejauh ini kami belum mendapatkan surat pemecatan. waktunya tinggal satu minggu, pembayaranya bagaimana kepastian pembayaran," ujar Wolfgang Pikal di kantor PSSI, Rabu (20/7/2011).
Menurut Wolfgang Pikal, Alfred Riedl kembali mempertanyakan pada PSSI bagaimana kepastian soal pembayaran sisa kontrak yang belum terselesaikan. Menurut Wolf, Riedl menginginkan agar PSSI dalam seminggu kedepan menyampaikan kejelasan soal sisa kontrak yang belum dilunasi tersebut.
"Saya mengantarkan surat dari coach Riedl dan saya sendiri. Dimana ini sudah lewat seminggu dari diumumkan. Dan dia (Riedl) minta dalam waktu satu minggu ke depan ada kejelasan mengenai pembayaran kompensasi itu. Jika tidak ada jawaban maka tidak ada pilihan lain akan mengajukan ke FIFA," ujar Wolfgang Pikal.

 
 
 
 
Copyright © SPORT